Kamis, 02 Januari 2014

poetic feet


Most readers will have noticed that the line seems to be divided into a number of repeated units combining the same number of accented and unaccented syllables. This unit is known as a poetic foot; each line of poetry therefore has a certain number of poetic feet. As the pattern of one foot is repeated or varied in the next, a pattern for the entire line and then for the poem is established. Feet containing different numbers of syllables, accented and unaccented, have different names. The following are the most common.
IAMBIC:
The iambic foot (an iamb) is composed of one unstressed  syllable  followed by one stressed syllable. The line we have looked at, for example, has four iambic feet :
  È       /       È      /          È        /         È     /
How  vain  ê ly  men  ê them selves  ê a  maze

 This line has  five iambic feet :
  È    /         È        /     È     /     È      /      È    /
The God  êdess with  êdis  ê con ten  ê ted air
TROCHAIC:
The trochaic foot (a trochee) is the reverse of an iambic foot The trochaic foot, in other words, is made up of two syllables, the first one stressed and the second one unstressed. The following line has four trochaic feet:
   /     È         /   È     /      È     /      È
 DACTYLYC:
Not all poetic feet have two syllables. The dactylic foot (a dactyl), for example, is composed of one, stressed syllable followed by two unstressed syllables. The following line has two dactylic feet :
     /   È    È         /       È   È
Car   ry   her    ê care  ful  ly
Cast him  ê out u  ê pon the  êwa  ters.
ANAPESTiC:
The reverse of a dactylic foot is an anapestic foot  (an anapest) in other words, it is composed of two unstressed syllables followed by one that is stressed.
The following line has three anapestic feet :
       È  È   /           È    È      /     È  È     /
There  is  no   ê thing  as  Big  ê  as   a  Man.
 SPONDAIC:
The reverse of a dactylic foot is an anapestic foot  (an anapest) in other words, it is composed of two unstressed syllables followed by one that is stressed.
The following line has three anapestic feet :
       È  È   /           È    È      /     È  È     /
There  is  no   ê thing  as  Big  ê  as   a  Man.

The Basic Versification , The Poetic Feet

Versification is the study and analysis of the structure of verse. It is in this area of examination that our “tools” for analyzing poetry are most specific and definitive. 

ACCENT: 
All poetry is written in some particular meter; that is, poem are: made from a collection of lines which have a certain number of syllables, some of which are accented (receive stress) and some of which are not (receive no stress). We scan a line of poetry when we mark over each word whether or not it should be accented:
a slanted dash (/) indicates that a syllable is to be stressed  while one that is not to be stressed is marked È

What are the differences between poetry, prose, and drama?


Poetry often has a formal structure or even a cadence while you are reading it... it is a form of writing where the words are usually chosen more carefully and people are effectively presenting it 
Prose is normal writing, and includes big novels or autobiographies, but can also just be an essay or a report. Basically it covers anything that is not poetry.
Drama is usually a subset of prose, but is written for actors, so it is presented a little bit differently, with the characters identified, the setting explained, and interaction and camera notes (if applicable) included, drama includes feelings.
  

Motif Ragam Hias pada Produk Kerajinan dari Bahan Lunak


Motif Ragam Hias pada Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
Indonesia   sangat   kaya   dengan   keragaman   produk   kerajinan dengan   berbagai   macam   ragam   hias   yang   tersebar   diseluruh tanah air. Ragam hias Nusantara pada umumnya memiliki muatan nilai tradisi dengan kekhasan dan keragamannya masing-masing. Di   samping   perbedaan-perbedaan   terdapat   pula   persamaan- persamaannya, misalnya jenis, bentuk, motif hias, pola susunan, pewarnaan, bahkan nilai simbolisnya.
Berbagai motif ragam hias yang dapat digunakan untuk menghias karya kerajinan antara lain seperti berikut:

a.  Motif Realis
Motif realis ialah motif yang dibuat berdasarkan bentuk- bentuk nyata yang ada di alam sekitar seperti bentuk tumbuh- tumbuhan,  bentuk  hewan  atau  binatang,  bentuk  batu-batuan, bentuk awan, matahari, bintang, bentuk pemandangan alam.


b. Motif Geometris
Motif   geometris   ialah   motif   yang   mempunyai   bentuk   teratur dan dapat diukur menggunakan alat ukur. Contoh: bentuk segi empat, segitiga, lingkaran, kerucut, dan silinder. Motif   geometris   merupakan   motif   tertua   dalam   ragam   hias karena sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Motif geometris berkembang dari bentuk titik, garis, atau bidang yang berulang dari  yang  sederhana  sampai  dengan  pola  yang  rumit.  Hampir
di  seluruh  wilayah  Nusantara  ditemukan  motif  ini.  Motif  hias geometris  antara  lain  meander,  pilin,  lereng,  banji,  kawung, jlamprang, dan tumpal.




c.  Motif Dekoratif
Pengertian dekoratif adalah menggambar dengan tujuan mengolah suatu permukaan benda    menjadi lebih indah. Gambar dekoratif berupa gambar hiasan yang perwujudannya tampak  rata,  kesan  ruang  jarak  jauh  dekat  atau  gelap  terang tidak terlalu ditonjolkan. Untuk   memperoleh   objek   gambar   dekoratif,   perlu   dilakukan deformasi  atau penstiliran  alami. Bentuk-bentuk  objek  di alam disederhanakan   dan   digayakan  tanpa meninggalkan   bentuk aslinya.  Misalnya,  bunga,  hewan,  tumbuhan  yang  digayakan. Kesan  tentang  bunga,  hewan,  tumbuhan    harus  masih  ada pada motif itu. Berikut contoh motif dekoratif.

a.       Motif Abstrak
Motif   abstrak merupakan motif   yang   tidak   dikenali   kembali objek    asal yang digambarkan atau memang benar-benar abstrak    karena    tidak   menggambarkan objek-objek yang terdapat di alam maupun objek khayalan gubahan objek alam serta   tidak   menggunakan   unsur   tulisan   yang   terbaca. Motif abstrak  di  sini  menggunakan  bentuk  yang  lebih  bebas,  bukan geometris. Berikut ini contoh motif abstrak.


TEKNIK PEMBUATAN KERAJINAN DARI BAHAN LUNAK

Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak. Teknik tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Adapun teknik yang dapat digunakan untuk membuat karya
kerajinan dari bahan lunak antara lain membentuk, menganyam, menenun, dan mengukir.

a. Membentuk
Teknik membentuk biasanya digunakan untuk membuat karya kerajinan dari tanah liat. Macam-macam teknik membentuk antara lain seperti berikut.

1) Teknik Coil (Lilit Pilin)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan tanah liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh para seniman dan perajin keramik.

2) Teknik Putar
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para perajin keramik. Perajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para perajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong dan guci.

3) Teknik Cetak
Ada dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan lunak yaitu: sekali cetak (cire verdue), dan cetak berulang. Teknik sekali cetak ialah teknik cetak yang menghasilkan sekali cetakan dan tidak dapat diperbanyak. Teknik cetak berulang (bi valve), ialah teknik mencetak yang dapat
memproduksi karya dengan jumlah yang banyak dengan bentuk dan ukuran yang sama. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga: piring, cangkir, mangkok, dan gelas.

b. Menganyam
Teknik menganyam dapat digunakan untuk pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak dengan karakteristik tertentu. Bahan baku yang digunakan untuk membuat karya kerajinan dengan teknik menganyam ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok. Contoh karya kerajinan dengan teknik menganyam: keranjang, tikar, topi, dan tas.

c. Menenun
Teknik menenun pada dasarnya hampir sama dengan teknik menganyam, perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman, kita cukup melakukannya dengan tangan (manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat yang disebut lungsin dan pakan. Pada beberapa daerah di wilayah Nusantara terdapat kesamaan teknik namun berbeda dalam ragam hiasnya. Hal inilah yang menjadi ciri khas dari suatu daerah dengan daerah lain. Misalnya kain ulos dari Batak, Kain tapis dari Lampung, kain torso dari Jepara, dan kain songket yang dibuat di Sumatra, Bali, Kalimantan dan
Sumbawa.

d. Membordir
Ketika memakai pakaian, hal yang perlu diperhatikan selain mempertimbangkan aspek kegunaan dan kenyamanan, perlu juga diperhatikan aspek keindahannnya. Salah satu yang dapat ditonjolkan dari pakaian dan kebutuhan sandang lainnya adalah hiasannya. Di samping batik, penerapan motif atau ragam hias pada pakaian dapat juga diterapkan dengan bordir. Bordir merupakan hiasan dari benang pada kain. Istilah lain yang hampir sama dengan bordir adalah sulam.

e. Mengukir
Teknik mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus
(krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Pada umumnya, teknik mengukir diterapkan pada bahan kayu. Namun, teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan lunak seperti sabun padat dan lilin.

Contoh teknik pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak:
Bahan Teknik

1. Tanah Liat
Membentuk dengan teknik coil
Membentuk dengan teknik putar
Membentuk dengan teknik cetak

2. Serat Alam
Menganyam
Menenun
Membordir

3. Kulit
Mengukir

4. Gibs
Membentuk dengan teknik cetak
Mengukir

5. Lilin
Mengukir
Membentuk dengan teknik cetak

6. Sabun
Mengukir

7. Bubur Kertas
Membentuk dengan teknik coil
Membentuk dengan teknik cetak


Rabu, 01 Januari 2014

ulang tahun mu yang ke-23

"11 januari 2014"
Pertama kali aku tau jika itu tanggal lahir-mu adalah ketika kita di paralayang,
aku tau posisiku waktu itu, kita waktu itu sahabat, lebih tepatnya cuma teman bukan sahabat,hehe...
tapi setelah tanggal 8 desember 2012,
aku menjadi wanita paling bahagia pada hari itu,
aku memiliki cinta-mu,
aku suka mendengar bahwa kamu mencintaiku...
saat diparalayang, seperti polisi aku melihat KTP-mu..
karena aku nggak percaya kalo itu tanggal lahirmu,
mirip judul lagunya group band "GIGI" sih,hehehe...

untuk tanggal 11 januari 2014,
selamat ulangtahun ya sayankku,
aku bahkan bingung mau ngasih kado apa?
kado cinta nggak cukup ya?
i know it... hehehe...

sayank...
maaf ya jika aku slama ini masih belum sempurna,
tapi aku berusaha untuk menjadi yang terbaik...
:)