Kamis, 02 Januari 2014

Motif Ragam Hias pada Produk Kerajinan dari Bahan Lunak


Motif Ragam Hias pada Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
Indonesia   sangat   kaya   dengan   keragaman   produk   kerajinan dengan   berbagai   macam   ragam   hias   yang   tersebar   diseluruh tanah air. Ragam hias Nusantara pada umumnya memiliki muatan nilai tradisi dengan kekhasan dan keragamannya masing-masing. Di   samping   perbedaan-perbedaan   terdapat   pula   persamaan- persamaannya, misalnya jenis, bentuk, motif hias, pola susunan, pewarnaan, bahkan nilai simbolisnya.
Berbagai motif ragam hias yang dapat digunakan untuk menghias karya kerajinan antara lain seperti berikut:

a.  Motif Realis
Motif realis ialah motif yang dibuat berdasarkan bentuk- bentuk nyata yang ada di alam sekitar seperti bentuk tumbuh- tumbuhan,  bentuk  hewan  atau  binatang,  bentuk  batu-batuan, bentuk awan, matahari, bintang, bentuk pemandangan alam.


b. Motif Geometris
Motif   geometris   ialah   motif   yang   mempunyai   bentuk   teratur dan dapat diukur menggunakan alat ukur. Contoh: bentuk segi empat, segitiga, lingkaran, kerucut, dan silinder. Motif   geometris   merupakan   motif   tertua   dalam   ragam   hias karena sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Motif geometris berkembang dari bentuk titik, garis, atau bidang yang berulang dari  yang  sederhana  sampai  dengan  pola  yang  rumit.  Hampir
di  seluruh  wilayah  Nusantara  ditemukan  motif  ini.  Motif  hias geometris  antara  lain  meander,  pilin,  lereng,  banji,  kawung, jlamprang, dan tumpal.




c.  Motif Dekoratif
Pengertian dekoratif adalah menggambar dengan tujuan mengolah suatu permukaan benda    menjadi lebih indah. Gambar dekoratif berupa gambar hiasan yang perwujudannya tampak  rata,  kesan  ruang  jarak  jauh  dekat  atau  gelap  terang tidak terlalu ditonjolkan. Untuk   memperoleh   objek   gambar   dekoratif,   perlu   dilakukan deformasi  atau penstiliran  alami. Bentuk-bentuk  objek  di alam disederhanakan   dan   digayakan  tanpa meninggalkan   bentuk aslinya.  Misalnya,  bunga,  hewan,  tumbuhan  yang  digayakan. Kesan  tentang  bunga,  hewan,  tumbuhan    harus  masih  ada pada motif itu. Berikut contoh motif dekoratif.

a.       Motif Abstrak
Motif   abstrak merupakan motif   yang   tidak   dikenali   kembali objek    asal yang digambarkan atau memang benar-benar abstrak    karena    tidak   menggambarkan objek-objek yang terdapat di alam maupun objek khayalan gubahan objek alam serta   tidak   menggunakan   unsur   tulisan   yang   terbaca. Motif abstrak  di  sini  menggunakan  bentuk  yang  lebih  bebas,  bukan geometris. Berikut ini contoh motif abstrak.


TEKNIK PEMBUATAN KERAJINAN DARI BAHAN LUNAK

Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak. Teknik tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Adapun teknik yang dapat digunakan untuk membuat karya
kerajinan dari bahan lunak antara lain membentuk, menganyam, menenun, dan mengukir.

a. Membentuk
Teknik membentuk biasanya digunakan untuk membuat karya kerajinan dari tanah liat. Macam-macam teknik membentuk antara lain seperti berikut.

1) Teknik Coil (Lilit Pilin)
Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan tanah liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh para seniman dan perajin keramik.

2) Teknik Putar
Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai oleh para perajin keramik. Perajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para perajin bekerja di atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong dan guci.

3) Teknik Cetak
Ada dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan lunak yaitu: sekali cetak (cire verdue), dan cetak berulang. Teknik sekali cetak ialah teknik cetak yang menghasilkan sekali cetakan dan tidak dapat diperbanyak. Teknik cetak berulang (bi valve), ialah teknik mencetak yang dapat
memproduksi karya dengan jumlah yang banyak dengan bentuk dan ukuran yang sama. Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah tangga: piring, cangkir, mangkok, dan gelas.

b. Menganyam
Teknik menganyam dapat digunakan untuk pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak dengan karakteristik tertentu. Bahan baku yang digunakan untuk membuat karya kerajinan dengan teknik menganyam ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok. Contoh karya kerajinan dengan teknik menganyam: keranjang, tikar, topi, dan tas.

c. Menenun
Teknik menenun pada dasarnya hampir sama dengan teknik menganyam, perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman, kita cukup melakukannya dengan tangan (manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat yang disebut lungsin dan pakan. Pada beberapa daerah di wilayah Nusantara terdapat kesamaan teknik namun berbeda dalam ragam hiasnya. Hal inilah yang menjadi ciri khas dari suatu daerah dengan daerah lain. Misalnya kain ulos dari Batak, Kain tapis dari Lampung, kain torso dari Jepara, dan kain songket yang dibuat di Sumatra, Bali, Kalimantan dan
Sumbawa.

d. Membordir
Ketika memakai pakaian, hal yang perlu diperhatikan selain mempertimbangkan aspek kegunaan dan kenyamanan, perlu juga diperhatikan aspek keindahannnya. Salah satu yang dapat ditonjolkan dari pakaian dan kebutuhan sandang lainnya adalah hiasannya. Di samping batik, penerapan motif atau ragam hias pada pakaian dapat juga diterapkan dengan bordir. Bordir merupakan hiasan dari benang pada kain. Istilah lain yang hampir sama dengan bordir adalah sulam.

e. Mengukir
Teknik mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus
(krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Pada umumnya, teknik mengukir diterapkan pada bahan kayu. Namun, teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan lunak seperti sabun padat dan lilin.

Contoh teknik pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak:
Bahan Teknik

1. Tanah Liat
Membentuk dengan teknik coil
Membentuk dengan teknik putar
Membentuk dengan teknik cetak

2. Serat Alam
Menganyam
Menenun
Membordir

3. Kulit
Mengukir

4. Gibs
Membentuk dengan teknik cetak
Mengukir

5. Lilin
Mengukir
Membentuk dengan teknik cetak

6. Sabun
Mengukir

7. Bubur Kertas
Membentuk dengan teknik coil
Membentuk dengan teknik cetak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar